BGN Desak Kemenag Koordinir Pesantren Agar Santri Dapat MBG
Lembaga Kajian dan Advokasi Badan Gerakan Nusantara (BGN) kembali menyuarakan keprihatinan serius mengenai ketidakmerataan akses dan pemanfaatan teknologi digital di lingkungan pesantren. Dalam sebuah pernyataan tegas, yang menjadi sorotan hangat di berita Jakarta dan nasional, BGN mendesak Kementerian Agama (Kemenag) untuk segera mengambil peran sentral dalam mengkoordinasikan seluruh pondok pesantren di Indonesia. Tujuannya tunggal: memastikan setiap santri mendapatkan manfaat maksimal dari program MBG (Merdeka Belajar Generasi) atau program sejenis yang mengakomodasi kebutuhan digital spesifik mereka, mengikis jurang kesenjangan digital secara fundamental.
📜 Digitalisasi Pesantren : Mandat Konstitusi, Tantangan Implementasi
Pesantren, sebagai pilar pendidikan tertua di Indonesia, kini berada di persimpangan jalan antara tradisi keilmuan klasik dan tuntutan era revolusi industri 4.0. Akselerasi digital adalah sebuah keniscayaan. Namun, di lapangan, masih banyak pesantren, terutama di wilayah terpencil, yang kesulitan mengakses infrastruktur dan device memadai. Inilah yang disoroti oleh Badan Gerakan Nusantara (BGN). Mereka melihat bahwa tanpa intervensi terpusat, jurang digital antara santri dan pelajar di sekolah formal akan semakin menganga.
Program-program bantuan digital pemerintah seringkali terdistribusi tanpa skema yang mengakomodasi karakteristik unik pesantren, seperti jumlah santri yang masif dan lingkungan yang terintegrasi. Padahal, akses ke perangkat digital dan koneksi internet yang stabil adalah kunci agar santri bisa berpartisipasi penuh dalam ekosistem MBG. Pemberian beasiswa atau bantuan kuota saja tidak cukup; yang dibutuhkan adalah ekosistem digital terpadu yang didorong oleh Kemenag.
CATATAN PENTING : Desakan dari BGN bukan sekadar meminta bantuan dana, melainkan sebuah restrukturisasi koordinasi Kemenag agar bantuan program MBG bisa tepat sasaran dan berkelanjutan di setiap pesantren.
🌐 Arah Kebijakan Kemenag: Koordinasi Sentral untuk Keberhasilan MBG
Kemenag memiliki kewenangan penuh untuk memetakan kebutuhan digital seluruh pesantren di bawah naungannya. Menurut BGN, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membentuk Tim Koordinasi Digital Pesantren Nasional. Tim ini bertugas untuk :
Pendataan Akurat : Melakukan audit infrastruktur digital di setiap pesantren, mengklasifikasikan mereka berdasarkan kebutuhan hardware, software, dan pelatihan tenaga pengajar (Kyai/Ustadz).
Harmonisasi Kurikulum : Mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum pesantren tanpa menghilangkan identitas keilmuan agama, sehingga sejalan dengan semangat MBG.
Pengadaan Terpusat : Mengkoordinasikan pengadaan perangkat yang seragam dan berkualitas yang mendukung pelaksanaan program MBG bagi santri.
Mengapa koordinasi ini menjadi sangat penting? Karena pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pesantren yang menerima bantuan MBG secara parsial seringkali mengalami kesulitan dalam pemeliharaan dan pemanfaatan. Santri di Jawa mungkin lebih mudah mendapatkan akses MBG dibanding santri di pelosok Sumatera atau Kalimantan. Disinilah peran aktif BGN dalam menyuarakan kesetaraan.
💡 Masa Depan Santri Dengan Akses MBG yang Merata
Bayangkan potensi luar biasa yang akan tercipta jika setiap santri, dari Sabang hingga Merauke, memiliki akses yang sama ke program MBG. portalberitalombok.net melihat bahwa Santri tidak hanya akan menjadi penghafal Qur’an dan ahli fikih semata, tetapi juga Developer Qur’ani yang membangun aplikasi syariah, Content Creator Islami yang menginspirasi jutaan umat, dan Digital Marketer Halal yang menggerakkan ekonomi umat. Transformasi ini akan menghasilkan generasi emas yang muttafaqih fiddin (mendalami ilmu agama) sekaligus melek teknologi.
Akses MBG yang terkoordinir akan memungkinkan :
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) : Santri dapat mengakses kitab-kitab langka, e-book, dan kuliah umum dari ulama internasional melalui platform MBG.
Peningkatan Keterampilan Vokasional : Pelatihan coding, desain grafis, dan kecakapan digital lainnya dapat diselenggarakan secara online menggunakan fasilitas MBG.
Dakwah Digital : Santri dapat menggunakan keterampilan digital yang diperoleh dari program MBG untuk menyebarkan ajaran Islam rahmatan lil alamin ke seluruh dunia maya.
BGN percaya bahwa dengan dukungan penuh Kemenag, program MBG akan menjadi katalisator bagi transformasi pendidikan pesantren, menghasilkan generasi santri yang cakap digital, unggul spiritual, dan berakhlak mulia.
🤝 Kemenag dan BGN: Kolaborasi Mewujudkan Generasi Emas Digital
Kini bola ada di tangan Kemenag. Desakan BGN harus dilihat bukan sebagai kritik, melainkan sebagai stakeholder engagement yang konstruktif. Mengingat peran strategis pesantren dalam mencetak karakter bangsa, investasi dalam infrastruktur digital dan akses MBG adalah investasi masa depan Indonesia.
Koordinasi yang terstruktur dan terintegrasi dari Kemenag akan memastikan bahwa setiap rupiah bantuan MBG yang digelontorkan pemerintah benar-benar mendarat dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi para santri. Hanya dengan cara inilah, cita-cita mencetak Generasi Qur’ani yang Melek Digital dapat terwujud, dan program MBG akan menjadi cerita sukses di ranah pendidikan pesantren. BGN akan terus memantau dan mengawal implementasi kebijakan ini demi kepentingan ribuan pesantren di seluruh nusantara.

